SenjataTradisional Papua ini disampaikan lengkap karena disertai dengan gambar dan penjelasannya. Hal ini dilakukan demi kepuasan pembaca untuk menguasai informasi yang kami sajikan terkait budaya di tanah Papua. Memiliki ciri khas dan keunikan sendiri jika kita belajar untuk mengetahui senjata di Papua, ada yang sama dengan daerah lain Namaprovinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua. Pada masa era kolonial Belanda, daerah ini disebut Nugini Belanda (Dutch New Guinea). Asal kata Irian adalah Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada PakaianAdat Papua, Beserta Gambar dan Penjelasannya. Pakaian Adat Papua - Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki banyak sekali kebudayaan, suku, dan juga bahasa. Karena banyaknya perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak sekali adat istiadat pada setiap daerahnya. 20Oktober 2020. Ragam Makanan Khas Papua Beserta Gambar dan Penjelasan - IDN TImes. Ragam Makanan Khas Papua Beserta Gambar dan Penjelasan - Ketika mendengar kalimat 'makanan khas Papua', maka tak sedikit orang yang langsung membayangkan papeda. Sebuah bubur kental berbahan dasar sagu yang rasanya tawar namun sedikit gurih. ByAdmin Kumpulanilmu Posted on January 10, 2021. Pakaian Adat Papua - Pakaian Adat Papua Lengkap dengan Gambar dan penjelasannya - Indonesia merupakan negara yang terdiri berbagai kumpulan suku dan ras. Wilayahnya yang luas menjadikan wilayah Nusantara terbagi dalam tiga wilayah yaitu, Wilayah Indonesia Bagian Barat, Wilayah Indonesia Pc9rA. Papua barat yang dulu dikenal dengan nama Irian Jaya adalah bagian dari pulau Papua Nugini dan juga merupakan wilayah Indonesia paling timur. Wilayah Papua mencakup beberapa pulau kecil di sekitarnya termasuk pulau Biak. Sebagian besar wilayahnya tertutupi hutan lebat yang menjadi habitat beberapa hewan endemik Indonesia seperti cendrawasih, tapir, dan kasuari. Terdapat suku pedalaman yang masih tinggal di dalam hutan seperti suku Dani yang tinggal di lembah Baliem, meski sebagian besar populasi Papua tinggal di sekitar pesisir hasil penelitian, ada sekitar 700-an bahasa daerah terdapat di Papua dan ada kurang-lebih 200 bahasa tradisional yang masih aktif digunakan termasuk bahasa Dani, Yali, Ekari, dan Biak meski yang paling luas dipakai untuk berkomunikasi oleh masyarakat Papua adalah Bahasa banyak budaya khas Papua yang menarik untuk dibahas. Disamping tradisi dan bahasa yang berbeda antara suku yang tinggal di daerah pegunungan dan yang tinggal di daerah pesisir pantai, penduduk papua memiliki upacara adat, pakaian, dan rumah tradisional yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang selama ribuan tahun yang terus dijaga hingga saat terkaitKebudayaan Nangroe Aceh DarussalamKebudayaan LampungKebudayaan Sumatera SelatanKebudayaan MinangkabauKebudayaan PacitanKebudayaan Sunda1. Bakar BatuBiasanya Bakar Batu diadakan ketika menyambut tamu penting atau pesta pernikahan. Bakar Batu juga dilaksanakan ketika menutup musim panen sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta atas hasil panen yang melimpah. Dinamakan Bakar Batu karena di dalam perayaan ini, suku-suku di Papua memasak makanan yang menjadi hidangan pesta dengan cara membakarnya dengan batu dimulai dengan menyalakan api secara tradisional, yaitu menggesek rotan ke atas kayu hingga memercikkan api. Api tersebut akan digunakan untuk membakar batu hingga batu tersebut cukup panas. Batu ini yang kemudian disusun sedemikian rupa di dalam lubang yang telah disediakan lalu ditumpuk di atasnya bahan makanan seperti ubi dan babi yang akan ditutup lagi oleh batu-batu panas dan ditutupi oleh rumput-rumputan agar panas tetap berada di dalam dan membakar makanan hingga suku memiliki sebutan tersendiri yang merujuk pada upacara adat ini. Seperti halnya masyarakat Paniai yang menggunakan kata mogo gapii atau warga di Wamena yang menyebutnya dengan sebutan kit oba isago. Namun istilah yang paling umum digunakan adalah Potong JariYakuza bukanlah satu-satunya kelompok masyarakat dunia yang memiliki tradisi potong jari. Namun berbeda dengan Yakuza yang memotong jari ketika mereka gagal dalam melaksanakan misi, masyarakat Papua melakukan tradisi ini ketika mereka kehilangan anggota adat mewajibkan keluarga yang kehilangan untuk memotong jarinya karena untuk beberapa suku di Papua, mereka menganggap jari sebagai representasi anggota keluarga. Ketika seseorang kehilangan satu anggota keluarga maka secara otomatis mereka juga harus kehilangan satu dilihat dari perspektif modern, tentu tradisi potong jari adalah tradisi yang sangat ekstrim dan tidak seharusnya masih dilakukan. Oleh karena perubahan zaman juga, tradisi ini mulai ditinggalkan dan semakin dilupakan oleh suku-suku di Kayu UkirTidak banyak yang tahu jika ukiran kayu Indonesia yang mendunia bukan hanya berasal dari kota Jepara tapi juga dari daerah timur nusantara, lebih tepatnya suku Asmat yang mendiami teluk Flamingo. Selama ribuan tahun, pemahat kayu dipandang sebagai profesi yang terhormat di kalangan suku kayu rumit yang dipahat secara alat-alat tradisional menjadi ciri khas yang menarik minat wisatawan dunia. Peralatan yang digunakan pun masih sangat sederhana, seperti kapak yang terbuat dari batu, tulang binatang dan kulit kerang. Nilai estetika yang tinggi menjadikan kerajinan ini dijual dengan harga yang sangat tinggi. Tidak hanya dari segi estetis, ukiran kayu Asmat memiliki empat fungsi kultur, diantaranyaPerwujudan arwah nenek moyang;Ungkapan perasaan senang atau sedih;Simbol-simbol religi seperti manusia, hewan, tumbuhan dan berbagai objek lain;Simbol keindahan dan kearifan terkaitMotif Seni Ukir NusantaraSeni Rupa 3 DimensiBudaya Indonesia yang MenduniaKebudayaan Nusa Tenggara Timur4. KotekaMungkin ini adalah karya budaya Papua yang paling dikenal luas oleh masyarakat dunia. Koteka adalah pakaian tradisional masyarakat Papua yang digunakan sebagai penutup kemaluan lelaki dewasa beberapa suku di Papua. Namun begitu, tidak semua suku di Papua memakai koteka. Koteka hanya digunakan oleh beberapa suku yang tinggal di pegunungan, sementara untuk penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih memilih moge sebagai pilihan berbusana, sejenis cawat yang berbentuk dikenakan oleh anak lelaki yang telah menginjak umur 5 tahun. Bukan hanya sebagai pakaian, koteka juga sebuah perlambangan strata sosial masyarakat papua. Semakin tinggi status atau jabatan seseorang maka dia berhak untuk mengenakan koteka dengan ukuran yang lebih besar. Untuk para raja atau kepala suku, koteka yang mereka kenakan khusus merupakan turun temurun dari pendahulu mereka Pakaian Adat WanitaAda banyak jenis pakaian tradisional wanita yang bisa ditemukan di Papua, hampir tiap suku memiliki baju adatnya masing-masing. Meski begitu, kebanyakan pakaian ini terbuat dari bahan yang sama diambil dari serat-serat tumbuhan yang dikeringkan yang kemudian dirangkai menjadi semacam rok untuk menutupi tubuh bagian yang digunakan di pakaian juga relatif tidak begitu rumit, hanya bentuk-bentuk seperti bulatan dan kotak yang tersusun secara geometris. Biasanya ditambahkan beberapa hiasan kepala sebagai asesoris yang terbuat dari bulu-bulu binatang seperti burung tidak banyak namun beberapa suku di Papua juga dikenal dengan kerajinan kain tenunnya. Warna-warna yang digunakan tidak begitu variatif hanya coklat, merah, hitam atau kuning karena masih menggunakan pewarna alami dari getah terkaitUnsur-unsur KebudayaanTarian tradisional Sumatera BaratSejarah Wayang GolekKebudayaan BatakKarakteristik Kebudayaan6. Rumah Tradisional HonaiArsitektur rumah tradisional Honai didesain khusus untuk melawan cuaca pegunungan Papua yang dingin. Ruangan rumah dibuat tidak terlalu besar dengan tinggi rumah mencapai 2-2,5 meter dengan sebuah pintu dan tanpa jendela. Seluruh dinding rumah dibangun dari potongan kayu dengan atap yang disusun dari jerami kering tebal. Ditengah rumah terdapat tungku perapian yang biasa digunakan untuk memasak atau sekedar menghangatkan suhu sendiri dibagi menjadi 3 jenisHonai, rumah yang diperuntukan untuk kaum priaEbei, rumah yang diperuntukan untuk kaum wanitaWamai, rumah yang dijadikan kandang babiHonai memiliki fungsi lebih dari sekedar tempat tinggal. Honai digunakan masyarakat Papua sebagai tempat berkumpul, mendidik anak-anak sebagai generasi penerus dan pada zaman dahulu juga digunakan sebagai tempat mengatur strategi jika terjadi perang antar suku. 8 Budaya dan Tradisi Papua yang Paling Unik dan Menarik Sudah bukan hal aneh jika Indonesia kaya akan budaya dan bahasa yang tersebar dari ujung Sabang hingga ujung Merauke, dari barat Indonesia hingga timur Indonesia. Meskipun demikian, berbeda-beda namun tetap satu, Satu Indonesia. Bisa dikatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki berjuta-juta budaya. Budaya pada setiap daerah pun berbeda-beda, mulai dari bahasa, pakaian, hingga rumah adat. Salah satu daerah yang memiliki banyak budaya adalah Papua. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, Papua juga terkenal sebagai daerah yang memiliki jumlah suku terbanyak di Indonesia. Setiap suku di papua memiliki budaya dan tradisi yang berbeda-beda. Tradisi-tradisi yang ada di suku Papua juga memiliki makna yang dalam di setiap upacara pelaksanaanya. Dan biasanya selalu menyimbolkan segala hal yang berkaitan dengan alam. Penasaran dengan tradisi unik yang dimiliki Papua? Yuk, langsung simak ulasannya berikut ini. 1. Tradisi Bakar Batu * Tradisi Bakar Batu adalah sebuah tradisi yang penting bagi seluruh penduduk asli Papua. Tradisi Bakar Batu bermakna sebagai bentuk rasa syukur dan ajang silaturahmi antar warga sekampung. Acara Bakar Batu biasanya diadakan pada saat ada kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku, dan pengumpulan prajurit perang. Tradisi Bakar Batu biasanya dilakukan oleh suku asli Papua yang tinggal di pedalaman, seperti di Lembah Baliem, Panaiai, Nabire Pegunungan Bintang, dan lain-lain. Nama dari pesta adat ini berbeda-beda di setiap daerahnya. Di suku Paniai, tradisi Bakar Batu disebut dengan Gapiia, di Wamena disebut dengan Kit Oba Isogoa, sedangkan di Jayawijaya disebut dengan Barapen. Disebut dengan tradisi Bakar Batu karena memang benar-benar batu dibakar hingga panas. Fungsi batu yang panas adalah untuk mematangkan daging, ubi, dan sayur-sayuran beralaskan daun pisang yang akan menjadi santapan seluruh warga pada acara yang sedang berlangsung. Makanan sengaja dimasak dengan cara seperti ini agar semua masakan dapat langsung dimasak secara bersamaan dan matang di saat yang bersamaan pula. Terlihat sangat seru dan akrab banget, ya? 2. Tradisi Potong Jari * Tradisi Potong jari adalah tradisi yang dilakukan oleh suku Dani di Papua. Suku Dani adalah suku yang mendiami Lembah Baliem. Tradisi potong jari pada suku Dani sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dilaksanakan hingga sekarang. Tradisi potong jari menyimbolkan suatu kerukunan, kesatuan, dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seorang manusia maupun di dalam sebuah keluarga. Keluarga adalah tumpuan paling berharga yang dimiliki oleh seorang manusia, jari dipercaya menyimbolkan keberadaan dan fungsi dari sebuah keluarga itu sendiri. Tradisi potong jari dilakukan ketika seseorang kehilangan salah satu anggota keluarga atau sanak saudara seperti suami, istri, anak, adik, dan kakak untuk selama-lamanya. Pada suku Dani, kesedihan dan rasa duka cita akibat kemalangan juga kehilangan salah satu anggota keluarga tidak hanya di apresiasikan dengan menangis, namun juga memotong jari. Suku Dani beranggapan bahwa memotong jari adalah simbol dari rasa sedih dan rasa sakit kehilangan salah satu anggota keluarga. Tradisi potong jari juga dianggap sebagai cara untuk mencegah terjadinya kembali malapetaka yang merenggut nyawa seorang anggota keluarga yang sedang beduka. 3. Tradisi Ararem Suku Biak * Ararem adalah tradisi khas suku Biak, tradisi ini biasanya diadakan di acara perkawinan. Ararem adalah arak-arakan keluarga besar mempelai pria dari pengantin yang menghantar sang calon suami beserta dengan mas kawin untuk calon mempelai wanita. Pengantaran mas kawin dilakukan dengan berjalan kaki dari kediaman mempelai pria menuju kediaman mempelai wanita, masing-masing anggota keluarga memegang mas kawin yang berupa piring-piring adat, guci, dan lain sebagainya. Uniknya, rombongan arak-arakan calon mempelai pria, selain membawa seserahan pernikahan, mereka juga membawa bendera merah putih yang berkibar bersama mereka. Belum diketahui dengan jelas alasan mengenai penggunaan bendera merah putih saat berlangsungnya arak-arakkan. Mungkin bendera merah putih digunakan untuk menunjukan bahwa mereka adalah bangsa Indonesia, dan Ararem adalah budaya milik Indonesia. 4. Tradisi Tato * Pakaian Adat Papua Komplet, Rangka dan Penjelasanya – Setiap kaki bangsa si Provinsi Papua memiliki diversifikasi pakaian rasam yang berbeda. Semata-mata, secara awam jenis rok rasam di provinsi ini sangat tercecer meskipun tidak mengurangi keindahannya. Yang sejauh ini mewakili pakaian adat Wilayah Papua adalah kancut dan celana dalam. Jenis gaun aturan tersebut berasal dari gaun aturan suku bangsa Asmat dan suku bangsa Dani. Biarpun sebenarnya jenis pakaian tersebut suntuk masyarakat dipakai oleh suku-kaki bangsa murni Papua. Busana Adat Suku Asmat, Papua Pakaian adat kaki Asmat substansial “rok mini” dan cawat sebagai intiha episode aurat kemaluan laki-laki dan perempuan. Suami-laki asmat mengenakan rumbai-rumbai semacam pakaian mini yang disebut pummi. Rok mini ini terbuat berusul ramin daun sagu yang diberi penghalang asemen dan balut pinggang berpangkal rotan. Tutup kepalanya disebut kasuomer. Tutup kepala ini dibuat berusul anyaman patera sagu dan akar kayu nan diberi hiasan bermula bulu pelir kasuari maupun cendrawasih. Perlengkapan lainnya yaitu kalung tisen pe dari poin pohon tisen dan gelang pada pangkal lengan sof betan. Plong sof betan lengan kanan terselit pesuwe yaitu semacam pisau jambiah yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kaum perempuan suku Asmat mengenakan tok yaitu semacam kancut nan terbuat berpangkal anyaman patera sagu. Tok adalah pummi yang rumbai-rumbai episode depannya dikumpulkan, lewat ditarik kebelakang melangkaui jeruji paha sehingga mirip celana dalam. Sebagai penutup dada, perempuan Asmat mengenakan semacam kutang. Kutang itu terbuat berpokok patera sagu yang disebut peni ataupun samsur. Sebagai pengikatnya terbuat dari akar pandan yang disebut tali bow. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Peristiwa nan bukan utang dari kaki Asmat yakni rias badan wasse mbi. Solek tubuh itu berupa gambar dandan hias garis sebanding atau lurus yang dahulu memesona diseluruh bodi, baik laki-laki alias perempuan Asmat. Rias awak ini bertambah banyak dilakukan ketika menengah melaksanakan ritual resan. Komposisi warnanya terdiri atas warna merah, murni, hitam, dan hijau dengan bidang kulit yang gelap mengkilat. Sebuah perpaduan nan semakin membentuk tampak berangasan dan berpengaruh. Pakaian Adat Suku Dani, Papua Pakaian jenis kancut dikenakan oleh kaki pedalaman,seperti suku Dani, tungkai Yali, dan suku Lani. Koteka yang juga disebut holim dibuat dari jangat buah labu kalabasah yang dikeringkan dan dibuang isinya. Ada dua jenis koteka, yaitu holim kecil renik, dan holim pendek besar. Saat dikenakan kancut diikatkan ke pinggang dengan utas lumat agar tak jatuh. Andai riasan kadang ujung holim terserah nan diberi hiasan bulu penis alias bulu ayam. Selain mengenakan koteka, pria tungkai Dani mengenakan swesi kopiah turki bulat bermula bulu burung, siloki inon, topi berpokok bulu kus-kus hitam, sekan ramin rotan pada lengan dan pergelangan tangan, walimo riasan dada semacam dasi terbuat dari anyaman kulit papan, wam maik aksesoris dari caling nangui, pengampu moken selerang siput yang diikat lega kening, cipat kalung penangkal guna-kemujaraban, serta senjata berupa wayeske sinar dan lung, sege ganjur panjang, dan mul perisai dari ramin rotan. Sementara itu pakaian adat suku bangsa Yali hampir sama. Sahaja saja laki-laki tungkai bangsa Yali mengenakan lilitan rotan yang menyerupai rok. Inilah ciri khas berusul gaun adat kabilah Yali nan tinggal berdampingan dengan tungkai bangsa Dani di lembah Baliem. Sumber Various sources from Search Google Image Indonesia. Suku bangsa upik suku Dani melingkarkan semacam pakaian yang disebut yokal. Pakaian ini terbuat dari serat kusen wam nan dipintal dengan rapi. Biasanya rok ini berwarna hitam, kuning dan kemerah-merahan. Warna warni ini berasal terbit getah kulit maupun bunga anggrek. Para gadis suku Dani memakai baju yang disebut sali. Rok ini terbuat dari bahan baja kem atau sejenis patera pandan. Cara memakainya dengan dililitkan selingkung pinggang dan disimpulkan bagian perut. Demikian pembahasan tentang “Gaun Sifat Papua Cermin, Rajah dan Penjelasanya” nan dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip berbunga anak kunci “Selayang Pandang Papua Giyarto“. Baca lagi kata sandang kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs Semua orang pasti mengenal rumah adat Papua, karena Papua sendiri merupakan salah satu pulau paling besar di negara Indonesia, luasnya saja mencapai km2. Tidak hanya itu saja, pulau yang berlokasi di sebelah timur Indonesia ini ternyata sumber daya alamnya sangat melimpah. Bahkan selain kekayaan alamnya melimpah, Papua juga memiliki tradisi, budaya, dan adat yang masih terjaga dengan baik. Itu karena Papu memiliki deretan cerita sejarah yang menakjubkan. Papua yang dulunya disebut sebagai Irian Jaya ini memiliki banyak sekali rumah adat, lengkap dengan filosofinya. Sehingga hal ini membuatnya terlihat unik dimata masyarakat. Berdasarkan Kementrian Kebudayaan menyebutkan bahwa suku asli Papua berjumlah 255. Semuanya memiliki perbedaan bahasa, pakaian dan rumah adat. Maka dari itu, tak heran jika para pecinta dunia arsitektur pasti penasaran dengan rumah adat Papua. Karena rumahnya mempunyai nilai tradisi tinggi, sehingga hal ini membuatnya berbeda dari desain hunian pada umumnya. Setidaknya ada 5 jenis rumah adat Papua yang menarik untuk dikupas, yaitu Rumsram, Ebai, Kariwari, Wamai, dan Honai. Penasaran seperti apakah karakteristik setiap rumah tersebut? Di bawah ini akan kami kupas selengkapnya tentang serba-serbi rumah adat khas Papua beserta jenisnya. Serba-serbi Rumah Adat Papua Umumnya hampir semua rumah adat Papua itu atapnya berbentuk bulat. Semuanya ditutupi oleh rumput ilalang dan jerami yang telah dikeringkan. Setiap bangunannya bentuknya terlihat sama, baik dari bahannya sampai dengan ukurannya. Namun meskipun begitu, banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri selalu dibuat penasaran olehnya. Misalnya saja dari segi bentuknya, hampir semua rumah adat di Papua itu bentuknya seperti jamur, sedangkan atapnya berbentuk kuali. Bentuk bangunannya sering terlihat di kawasan pedalaman yang masih erat dengan nilai adat dan budaya setempat. Selanjutnya dari segi bahan bangunannya. Umumnya bahan rumah adat Papua itu berasal dari ilalang atau jerami. Ilalang atau jerami biasanya digunakan sebagai atap rumah. Sedangkan pondasinya terbuat dari susunan batang kayu. Salah satu hal yang membuat rumah Papua terlihat unik adalah beberapa diantaranya tanpa pintu dan jendela, namun ada juga yang memiliki jendela dan pintu. Tentunya mereka memiliki alasan tertentu kenapa rumahnya ada yang memiliki pintu dan jendela, namun beberapa diantaranya tidak memilikinya. Sementara itu dari segi ukurannya, umumnya ukuran rumah adat Papua itu kecil. Bahkan setiap 1 rumah hanya bisa dihuni satu keluarga saja atau beberapa orang. Selain itu, ada juga beberapa peraturan yang erat dengan rumah adat Papua, yaitu ada yang hanya boleh ditempati para pria atau wanita saja. Disamping itu, ada pula rumah Papua yang sengaja dibuat khusus untuk rumah binatang peliharaan mereka. Di bawah ini adalah macam-macam rumah adat khas Papua, antara lain Rumah Adat Honai Papua Saat berkunjung ke Papua yang terletak di kawasan pegunungan atau lembah, maka Anda mungkin akan menemukan rumah Honai. Rumah adat ini memiliki ciri khas harus dibangun pria dewasa yang berasal dari suku Dani. Itupun yang boleh menempatinya hanya pria dewasa saja. Honai sendiri berasal dari kata hun yang berarti pria, sedangkan ai adalah rumah. Pembuatan rumah adat Papua Honai ini harus menghadap ke arah matahari tenggelam dan terbit. Umumnya rumah ini ketinggiannya 2,5 meter saja. Sementara untuk ukuran luasnya hanya 5 meter. Jadi hanya ada 1 pintu saja, tanpa jendela. Meskipun ruangannya sempit, namun rumah adat Papua ini mampu menahan udara dingin di daerah pegunungan. Maka dari itu, di bagian tengah ruangannya selalu dilengkapi dengan lingkaran untuk menyalakan api, supaya penghuninya bisa menghangatkan badan dan bisa juga dijadikan sebagai pengganti lampu di dalam rumah. Rumah Adat Ebai Papua Rumah Ebai ini biasanya terletak bersebelahan dengan Honai. Khusus untuk rumah adat Ebai ini hanya ditempati oleh anak-anak dan wanita saja. Bila dilihat dari segi bentuknya, rumah ini hampir sama seperti Honai. Hanya saja ukurannya lebih melebar ke samping dan pendek. Umumnya rumah adat Papua Ebai ini dimanfaatkan para wanita untuk melakukan kegiatan rumah tangga, seperti memasak. Disamping itu, di rumah inilah biasanya para ibu mengajarkan anak-anak mereka tentang kehidupan yang sebenarnya. Jadi bisa dibilang bahwa ini seperti rumah tumbuh untuk anak-anak. Rumah Adat Wamai Papua Karena kebanyakan masyarakat suku Papua merupakan seorang peternak, itulah sebabnya rumah adat Papua ini diciptakan untuk kandang binatang peliharaannya. Biasanya para warga masyarakat menggunakannya untuk kandang babi dan ayam. Untuk ukurannya sendiri tergantung dari jumlah hewan ternak yang tinggal didalamnya. Desain rumah adat Papua ini berbeda sekali dengan hunian yang lainnya. Karena atap untuk rumah Wamai itu lebih kerucut. Sedangkan untuk ukuran ketinggiannya sama seperti rumah Ebai, yang membedakan hanya cara pemanfaatan rumahnya. Rumah Wamai hanya digunakan untuk binatang ternak. Lihat Juga Rumah Adat Sulawesi Selatan Rumah Adat Kariwari Papua Jenis rumah adat Papua ini biasanya dibangun oleh suku Enggros dan Tobati. Umumnya jenis bangunan ini sering ditemukan di kawasan Danau Sentani Jayapura. Rumah adat ini biasanya disebut Kariwari karena digunakan untuk tempat belajar anak-anak, terutama laki-laki. Di rumah inilah anak-anak diajarkan cara mencari nafkah dan menghadapi hidup setelah dewasa. Bentuk atap rumahnya menjulang tinggi kerucut. Ukurannya lebih besar dari rumah adat Papua pada umumnya. Untuk bahan pembuatannya berbeda-beda, ada yang masih menggunakan kayu dan jerami untuk bahan dasar bangunan. Selain itu, ada juga yang memakai atap supaya terlihat modern. Rumah adat Papua Kariwari ini biasanya dibangun 3 lantai. Lantai paling bawah digunakan sebagai tempat pendidikan. Selanjutnya lantai dua digunakan sebagai tempat pertemuan bagi para petinggi suku yang ada disana. Kemudian lantai 3 untuk tempat meditasi dan berdoa para masyarakat Papua. Baca Juga Rumah Adat Jawa Barat Rumah Adat Rumsram Papua Salah satu perbedaan yang paling mencolok dari jenis rumah adat Papua ini adalah berbentuk panggung. Selain itu, atap rumahnya berbentuk seperti kapal. Untuk ketinggiannya sendiri biasanya dibangun hingga 8 meter dan ditempati oleh para masyarakat dari suku Biak Numfor. Selain itu, rumah Rumsram ini biasanya dipakai untuk tempat belajar suku Biak. Khususnya untuk anak laki-laki yang akan belajar memahat sampai berperang. Bangunan rumahnya berasal dari bambu dan kayu sehingga pondasinya sangat kokoh. Atap rumah Papua Rumsram ini berasal dari daun sagu. Biasanya rumah adat Papua ini dibangun 2 lantai, yaitu lantai pertama tanpa dinding supaya luas untuk ruang belajar anak laki-laki. Dilihat dari manapun, rumah adat milik Papua memang sangat menarik. Karena sampai sejauh ini desainnya masih dipertahankan oleh warga setempat untuk tempat tinggal mereka sehari-hari. Hal ini membuktikan bahwa dengan masih banyaknya rumah adat Papua yang dibangun, artinya para warga sekitar sangat menjunjung tinggi budaya dan tradisi mereka secara turun-temurun. Pakaian adat papua adalah salah satu ciri khas dan wujud nyata kekayaan budaya yang ada di daerah Papua. Menjadi satu negara dengan ragam perbedaan, tidak mengherankan jika Papua yang berada di ujung negeri ini juga menyimpan segudang keunikan budaya yang bisa dipertontonkan sebagai ciri khas negeri ini. Daerah paling timur Indonesia ini terkenal dengan berbagai macam suku yang mendiaminya. Suku-suku tersebut juga menjadi ciri khas penting dari wilayah papua. Beberapa suku di papua yang sangat terkenal adalah suku asmat, suku dani, suku biak, suku kamoro, dan suku waropen. Dari beberapa suku ini, kebudayaan wilayah papua pun semakin kaya dan beragam. Untuk pakaian adatnya sendiri, bermakna lebih dekat kepada kedekatan suatu suku dengan alam sekitar. Nama pakaian adat papua memang dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat untuk wanita dan baju adat papua untuk pria. Jika ditelisik dari segi perbedaannya, memang tidak terlalu mencolok. Hanya terdapat perbedaan di bagian bawah saja. Pakaian adat Papua juga sangat unik dengan adanya tambahan penutup kepala. Bahan yang digunakan pun sangat alami dan semua bernuansakan alam. Bagian penutup dibuat dari bahan dasar daun sagu dan dirajut dengan teliti sehingga hasilnya sangat rapi. Sedangkan untuk penutup kepala, secara khusus menggunakan burung kasuari. Sebagaimana yang diketahui, papua sendiri memang terbagi menjadi beberapa kawasan, termasuk diantaranya papua barat. Ternyata untuk masing-masing bagian pun masih mempunyai ciri khas masing-masing dari segi pakaiannya sehingga berbeda dengan pakaian dari daerah lainnya. Bukan hanya berdasarkan kawasan, baju adat papua juga didasarkan atasa zaman dan siapa pemakainya. Untuk laki-laki dan perempuan, keduanya punya masing-masing perbedaan. Pakaian Adat PapuaNama Pakaian Adat Papua Barat1. Khas Penting pakaian Adat PapuaKeunikan Baju Adat PapuaAksesoris Pakaian Adat Papua Pembahasan pertama ini didasarkan pada pembagian wilayah. Untuk wilayah papua barat sendiri, pakaian adatnya diberi nama ewer. Bahan pembuatannya sangat ramah lingkungan dan langsung diambil dari alam. Adapun bahan yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah jerami yang dikeringkan. Namun dengan adanya perkembangan zaman saat ini, untuk bagian atasannya sudah menggunakan kain sebagai penutupnya. Baju adat papua barat juga dibedakan lagi menjadi dua yaitu baju adat papua perempuan dan baju adat papua laki-laki. Pakaian adat Papua barat wanita, jerami kering rajut menjadi rok. Adapun cara merangkainya adalah menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat menjadi dua lapisan. Lapisan bagian dalam lebih panjang dibandingkan dengan bagian luar. Panjang bagian dalam mencapai lutut sedangkan bagian luarnya lebih pendek dari itu. Agar rok menjadi lebih kuat, digunakan ikat pinggang yang berdahan dasar kulit kayu berukir pola kotak dengan susunan geometris. Sedangkan untuk kaum laki-laki, pakaian yang digunakan memang masih sama dengan wanita yaitu rok rumbai. Hanya saja bagian atasnya tidak menggunakan apa-apa, alias bertelanjang dada. Namun untuk saat ini, baju adat pria sudah lebih sopan dengan bahan dasar berupa kain beludru. Bagian atasan yang biasanya bertelanjang dada, saat ini sudah menggunakan rompi dan masih menggunakan bahan yang sama. Nama Pakaian Adat Papua Barat Di Papua terdapat 3 Pakaian yang biasanya digunakan oleh masing masing Suku, berikut ini ulasan mengenai baju adat Papua Barat. 1. Sali. adatindonesia Pakaian ini secara khusus dipakai oleh mereka para perempuan yang masih lajang atau berlum menikah. Bahan dasarnya sangat menarik yaitu terbuat dari kulit pohon. 2. Holim. dentmasoci Pakaian adat Papua Holim digunakan oleh para lelaki. Asalnya dari suku dani Papua. Nama lain dari baju adat ini adalah Koteks. Cara penggunaannya adalah dengan mengikatkannya pada pinggang menggunakan seutas tali. 3. Yokal. adatindonesia Pakaian ini secara khusus hanya ditemui di daerah Papua Barat dan sekitarnya. Namun harus diingat bahwa pakaian ini hanya bisa dipakai oleh mereka yang sudah menikah. Baca juga Pakaian Adat Dayak Ciri Khas Penting pakaian Adat Papua Sebagaimana pakaian tradisional pada umumnya, Baju adat papua pun mempunyai ciri khas penting yang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Ia juga punya pembagian berdasarkan umur yaitu untuk pemakaian dewasa dan untuk pemakaian anak-anak. Untuk anak-anak, tentu dinamakan dengan baju adat papua anak. Namun selain itu, hal terepenting lainnya adalah bagian-bagian yang harus dikenali secara pasti dari baju adat Papua itu sendiri. Adapun beberapa bagian penting yang dimaksud yang salah satunya kami kutib dari wikipedia adalah sebagai berikut. Keunikan Baju Adat Papua koteka tentu sduah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Koteka ini digunakan sebagai penutup bagian kemaluan. Namun hal mendasar yang perlu diketahui adalah makna koteka itu sendiri. Koteka berarti pakaian. Nama ini dipakai oleh suatu suku di Panial. Bentuk koteka ialah selongsong mengerucut pada bagian depan. Diikatka pada pinggang hingga mengarah pada tubuh orang umumnya, pakaian adat papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai penggantinya, digunakanlah gambaran. Adapun warna umum yang sering digunakan adalah putih dan merah. Warna merah sendiri berasal dari pasta liat sedangkan warna putih berasal dari kulit kerang yang dihaluskan. Namun saat ini, bisa diatakan bahwa baju adat papua modern telah muncul. Ciri khas paling mencoloknya adalah penampilannya yang lebih tertutup dan sopan dari yang rumbai hiasan kepala, digunakanlah rumbai-rumbai menyerupai mahkota. Bahan pembuatannya adalah bulu burung kasuari yang berwarna putih. Selain bulu burung kasuari, bulu kelinci juga turut digunakan dalam pembuatan hiasan kepala ini. Bentuk topi in memang sangat unik. Biasa digunakan oleh kepala suku rumbai yang ada pada bagian kepala, rok juga masih menggunakan nuansa rumbai dalam segi designnya. Rok rumbai ini juga sangat fleksibel. Bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Untuk membuat tampilan semakin klop, baju adat papua punya beberapa aksesoris andalan. Jika dilihat dan dibandingkan dengan aksesoris pakaian dari daerah lain, tentu bisa dilihat cukup berbeda signifikan. Lihat juga Tarian Papua barat Lengkap Aksesoris Pakaian Adat Papua kabar papua 1. Noken. Noken atau tas anyaman khas papua. Aksesoris berupa tas ini terbuat dari anyaman kulit kayu. Adapun fungsinya adalah untuk menyimpan umbi-umbian maupun sayur-sayuran. Pemakain noken sendiri yaitu dikaitkan pada kepala. Namun, belakangan ini cara penggunaannya adalah dengan cara diselempangkan. Mahasiswa papua sering menggunakan noken ini sebagai satu kebanggaan dari daerah asalnya. Namun jangan salah, harga noken juga sangat tinggi. Dibandrol mulai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tas yang satu ini populer pada suku asmat. Penyebutannya ialah Esse dan masih difungsikan sebagai tempat penyimpanan. 2. Gigi hewan babi dan anjing. Aksesoris yang terbuat dari gigi hewan babi dan anjing. Untuk jenis aksesoris yang satu ini memang kerap digunakan. Gigi anjing biasanya digunakan sebagai hiasan pada kalung sedangkan gigi babi digunakan diantara lubang hidung. Itulah beberapa informasi mengenai baju adat papua. Dengan mengetahui lebih banyak mengenai budaya daerah Timur ini, maka pengetahuan Anda tentang budaya Indonesia akan bertambah. Jangan pernah bosan untuk terus memperaya pengetahuan budaya.

kebudayaan papua lengkap beserta gambar dan penjelasannya